Sabtu, 27 Desember 2014

Ketika Macet Mulai Menyerang


Wuihh...padat merayap kota Jogja ._.

Musim liburan akhir tahun 2014 ini menjadikan Kota Jogja sebagai salah satu tujuan destinasi wisata. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan dari luar daerah. JOGJA, memiliki daya tarik tersendiri karena keunikan dan kekhasan berbagai komponen di dalamnya. Seniman jalanan yang identik dengan angklung dan tabuhan piranti kecil gamelan, baru-baru ini kerap mewarnai setiap lampu appil di persimpangan jalan raya. Tugu, Keraton, Malioboro, andong, tak henti-hentinya menjadi tujuan utama objek wisata di Jogja. Apalagi ditambah keindahan deretan pantai di kawasan Gunung Kidul yang saat ini banyak menarik hati wisatawan untuk menikmati panorama dan deburan ombaknya. Tak heran apabila keindahan berbagai objek di sudut Kota Jogja membuat hangat suasana.




Namun, berdasarkan data yang diperoleh TribunJogja.com dari Dishub DIY, kurang lebih 3000 kendaraan setiap hari melintasi Yogyakarta-Solo. Terlihat dari antrian kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang memadati beberapa titik keramaian kota. Sepintas, teringat akan Kota Jakarta sebagai kota metropolitan yang tak pernah tidur akan aktivitas. Kemacetan pun seakan sudah menjadi bagian dari Ibukota negara kita ini. Bukan Jakarta kalau tiada kemacetan yang menemani gemerlap kota itu. Nah, waspada nih bagi masyarakat Kota Jogja. Padatnya volume kendaraan tak memungkiri fenomena kemacetan di setiap jalan raya kota Jogja di beberapa waktu mendatang. Sebagai pengguna jalan, kita harus bijak dalam memakai kendaraan secara efektif dan efisien. Kalau memungkinkan untuk ditempuh jarak dekat, gunakanlah sepeda atau berjalan kaki, hal ini termasuk upaya mengurangi polusi udara serta polusi suara mengingat planet kita yang semakin haus akan kerindangan. Dan apabila memungkinkan, gunakanlah angkutan umum, usaha untuk meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi secara individual tentu sangat berpengaruh bagi kepadatan lalu lintas di kota ini. Mungkin cukup sulit untuk merubah kebiasaan, namun perlahan setiap langkah menuju perbaikan tentu akan ditemani proses yang menyenangkan dan penuh tantangan. Semua pencapaian, tidak dapat diperoleh secara instan.



Maka dari itu mulailah dari diri sendiri, sikap bijak penggunaan kendaraan, untuk perbaikan di masa depan J

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar