Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Februari 2015

B R O K E N


Kala rasa ini indah berpendar
Sosok bayangan itu samar
Tak kuasa ku menahan getar
Getar yang berdentum nanar

Buncah...
Rindu yang menyeruak gelisah
Cinta kasihmu yang begitu indah
Tak lagi terjamah

Benar ironi...
Acuh tak peduli
Bak tersekap di balik jeruji besi
Melukai kenangan yang telah dilalui

Detik kian bertalu
Pun ketika hati tersenyum kelu
Kelu yang teramat getir nan pilu
Tiada sanggup menyeka buih-buih sendu

Kamis, 15 Januari 2015

R-A-P-U-H



Indah...
Dahulu begitu indah
Kini kau tak lagi singgah
Entah ke mana dirimu bermegah

Terpiuh...
Merapuh...
Tak tahu ke mana harus ku kayuh
Rajutan asa yang tak lagi kau basuh

Tertatih...
Lelah hati ini merintih
Menahan semua rasa perih
Hanya tersisa serpihan buih pedih

Gundah...
Gelisah...
Membuat batin ini lengah
Tak tahu arah kaki melangkah

Senin, 14 Oktober 2013

Deru Perjalanan Hati



Awalnya bait pertama puisi ini terlintas saat perasaan aneh yang muncul tiba-tiba. Dulu, dulu saat rasa ini masih kuat bergetar...

Mendadak kenangan itu menyeruak ke permukaan
Menghidupkan kembali percikan api yang hampir padam
Membuka setiap lembar ingatan
Indah, hangat, dan...menyakitkan

Samar, siluet itu menguasai benakku
Senyuman yang selalu tersungging di setiap detik waktu
Mengingatkanku kala degup jantung ini cepat melaju
Menangkap pancaran pesona kharismatik jiwamu

Ku coba tuk tidak hanyut di dalamnya
Terombang ambing terbawa arus emosi semata
Tak akan kubiarkan bentengku runtuh untuk kesekian kalinya
Walaupun nanar menggerogoti sukma

Kamis, 27 Juni 2013

Waktu



Waktu…
Kau begitu cepat berlalu
Melaju tiada ragu
Menggilas segala yang menghalangimu
Meninggalkan jejak semu

Masa-masa lampau itu
Sangat mustahil membeku
Pun tenggelam bak perahu
Di tengah kejam kehidupan yang menderu

Bukti berharganya dirimu

“Kau akan menyadari betapa berharganya waktu, saat penyesalan menyapamu.”

Jumat, 08 Maret 2013

Malaikat Kecilku :)


Jika engkau merasa
bahwa segala yang di sekitarmu gelap dan pekat
tidakkah dirimu curiga
bahwa engkaulah yang dikirim oleh Allah
untuk menjadi cahaya bagi mereka?
Berhentilah mengeluhkan kegelapan itu
sebab sinarmulah yang sedang mereka nantikan.
Maka berkilaulah :)


Kutipan kalimat sederhana
Mengandung makna luar biasa
Memberi kehangatan dalam sukma
Memberi nyawa dalam raga

Kamis, 28 Februari 2013

Nothing


Hai sob
Pernah galau? Gue jamin pasti mayoritas udah pernah merasakan yang namanya galau. Terutama galau masalah cinta. Betul tidak? *gaya ala Aa’ Gym*
Sebagai remaja normal gue pernah merasakan galau. (Galau itu makanan apa sih? :p)
Disaat galau, rasanya lo itu terhempas keras kayak nggak punya harapan. Pikiran lo kosong, mikirin hal yang nggak jelas, juga sering ngelamun. Perasaan rasanya campur aduk nggak karuan. Dan lo juga nggak mood beraktivitas apapun.
Gue pernah baca, disaat kita galau di situlah titik ke-puitis-an seseorang muncul ke permukaan. Bukti nyatanya adalah gue. Saat gue lagi galau gue menulis sebuah puisi yang entah alur dan diksinya itu datang dari mana. Sekedar nge-share aja ini puisi karya gue.


Langit lazuardi membisu
Semesta pun hanya terpaku
Mengapa aku jatuh hati padamu
Mengapa aku sungguh mencintaimu

Rasa cinta yang tumbuh begitu saja
Merekah bagai bunga dahlia
Di tengah megahnya cakrawala
Di tengah indahnya khatulistiwa